Selasa, 17 Mei 2011

MOTHERHOOD

MOTHERHOOD




Motherhood menceritakan tentang kisah seorang ibu rumah tangga yang bernama Eliza dahulunya seorang penulis buku fiksi. Ia memiliki suami, Avery yang terobsesi dengan buku-buku tua dan karya tokoh-tokoh zaman dahulu dan dua orang anak Clara dan Lucas. Eliza harus memenuhi semua tanggung jawabnya sebagai seorang ibu dan seorang istri. Ia sangat sibuk dengan mengurus kedua anaknya dan suaminya seolah-olah tak mau ikut dan membantu Eliza. Keseharian Eliza juga sering menulis di blog tentang kesehariannya menjadi seorang ibu dan segala kegiatannya yang menumpuk terutama mengurus rumah tangga. Dan Eliza juga mengikuti kompetisi atau lomba menulis yang ada dalam suatu situs blog tentang arti seorang ibu.

Puncak dari stress Eliza saat Clara berulang tahun dan semua hal yang menghandle adalah Eliza sendiri, mulai dari beli pernak pernik, membeli kado tas yang mahal untuk Clara dan menghias ruang pesta ulang tahun. Disaat itu ia bertemu dengan seorang bernama Mikesh yang mengagumi sosok Eliza sebagai seorang ibu dan penulis karya fiksi. Mikesh banyak memuji Eliza yang selama ini tak pernah dirasakannya sebagai istri Avery. Dan Eliza sendiri ingin bahwa dia juga “dimanusiakan” dalam keluarga itu. Tetapi Avery malah tidak peduli dengannya. Saat Clara menikmati pesta ulang tahunnya Avery memberikan sebuah kejutan, ia menjual semua buku-buku tua yang ia ambil dipinggir jalan itu dan memberikan semua uangnya untuk Eliza, Avery juga meminta maaf atas semuanya sikapnya selama ini kepada Eliza. Akhirnya Eliza sadar bahwa selama ini ia sudah memiliki hal yang terbaik dalam hidupnya, seperti suami yang penyayang dan anak-anak yang lucu. Disitu juga ia menemukan arti menjadi seorang ibu.

ANALISIS FILM “MOTHERHOOD”

Keluarga Eliza termasuk keluarga Nuclear Family dimana ada ayah, ibu dan anak (baik biologis maupun adopsi). Tugas perkembangan orang tua seperti Eliza dan Avery terletak pada tahapan Interpretative Stage, dimana anak berusia sekitar umur 5 atau 6 tahun. Orang tua pada umur ini bertugas untuk memberikan dan bagaimana mereka menjelaskan tentang bagaimana dunia ini sebenarnya, menerapkan nilai dan norma, dan self concept (laki-laki atau perempuan). Dari hal ini terlihat percakapan antara Eliza dan Clara tentang peran ibu dan ayahnya yang akhirnya mengatakan cause moms do everything, dads only do some things, it's different”. Clara mengetahui hal apa saja yang dilakukan oleh ayahnya dan ibunya. Dan menurut ia, ibunyalah yang paling dominan berperan dalam kehidupannya, ia paham bahwa ayahnya hanya melakukan beberapa hal saja selebihnya ibu yang harus melakukan.

Komunikasi dalam keluarga merupakan hal yang sangat berperan penting. Tanpa adanya komunikasi, keluarga juga tidak dapat terbentuk. Eliza dan Avery sangat jarang membicarakan tentang bagaimana keadaan keluarga dan Eliza pun sering disibukkan dengan kewajiban rumah tangga yang begitu banyak dan menyita banyak waktunya sampai ia tidak bisa istirahat sejenak. Eliza juga tidak pernah berbicara dan sharing kepada suaminya sebenarnya tugas yang selama ini ia lakukan sangat berat dan ia butuh suaminya untuk membantunya. Tetapi yang dilakukan Eliza hanyalah diam. Saat Eliza meminta kejujuran Avery dan mengomentari tentang tulisannya, Avery benar-benar melakukan apa yang dikatakan oleh Eliza dan mengomentari bahwa Avery sangat tidak paham apa yang sebenarnya ingin Eliza ungkapkan dalam tulisan itu. Eliza menganggap bahwa tulisannya sangat buruk. Mereka pun tak pernah mengkomunikasikan hal sehingga terjadi salah paham pada keduanya. Dan saat Eliza meminta bantuan Avery untuk memungut kotoran dan mengurus anak-anak. Komunikasi ini termasuk The Unbalanced Split Pattern, karena salah satu pihak yang memimpin adalah yang dianggap paling pintar dan lebih mampu, biasanya pihak yang memimpin kadang bertanya pada pihak yang dipimpin. Segala sesuatunya memang harus dikomunikasikan dengan baik. Suami ataupun istri tidak akan mengerti apabila masing-masing individu tersebut merasa capek dan ingin meminta pengertian maupun bantuan dalam urusan rumah tangga apabila individu tersebut tidak mau membicarakannya dengan baik.

Menurut teori perkembangan Erikson, Eliza dan Avery memasuki masa dewasa tengah Generativity vs Stagnation (26-64 tahun). Tugas di dalam tahapan ini mencapai generatifitas, dimana orang tua memiliki keinginan merawat dan membimbing orang lain yaitu anak-anak mereka. Dewasa tengah dapat mencapai generattivitas dengan anak-anaknya melalui interaksi sosial. Apabila gagal orang tua akan mengalami stagnasi, dimana terjadi dampak pada perilaku seperti merusak moral anak-anak dan masyarakat dan tak mampu meneruskan perannya dalam keluarga. Dalam masa ini juga terjadi perubahan fisik dan psikologis yang bisa membuat individu juga merasa stress dan depresi apabila perubahan tersebut tidak sesuai dengan keinginan mereka. Masa dimana juga terdapat ketegangan emosional karena peran mereka selain menjadi orang tua, mereka juga harus bekerja dan mempertahankan karir mereka. Eliza dan Avery berusaha sebaik mungkin memaksimalkan perannya menjadi seorang ibu untuk anaknya Lucas dan Clara, ia juga menjelaskan peran sosial dan moral kepada anaknya dan Avery yang tetap bekerja untuk menafkahi keluarganya. Dengan konflik yang dialami oleh Eliza dan Avery, mereka menjadi sadar bahwa mereka memegang peran yang sangat penting untuk pertumbuhan anak-anak mereka. Eliza dan Avery menginginkan anak-anaknya memperoleh yang terbaik dan dapat meneruskan tugas mereka sebagai orang tua.

Senin, 11 April 2011

Parent Child Relationship In Adulthood and Later Years


Perubahan sosiodemografi yang sedang berlangsung dapat membuat kita sulit untuk bersikap optimis tentang kemampuan keluarga untuk terus menanggung beban yang tidak proporsional. Seperti yang kita tahu bahwa sebagian orang tua akan membutuhkan perawatan pada saat yang bersamaan, akan tetapi kapasitas anak-anak mereka untuk memberikan dukungan semakin berkurang. Adanya perubahan transisi kehidupan contohnya seperti kelahiran, pernikahan, mulai bekerja, memiliki anak dapat mempengaruhi bagaimana kelangsungan keluarga kedepannya.

Saat anak mencapai usia dewasa, mereka mulai meninggalkan rumah dan hidup berpisah dari orang tuanya. Saat anak mereka mulai bekerja dan memiliki keluarga baru, mereka akan mempertimbangkan bagaimana menangani dan merawat orang tua mereka. Dan mereka akan memikirkan siapa yang akan menjadi pengasuh atau perawat orang tua mereka. Sebagian besar dalam budaya, anak yang berpisah dengan orang tuanya dan memiliki keluarga terdapat peralihan perawatan atau pengasuhan. Anak yang mulai merawat orang tua mereka. Di negara barat, sebagian besar orang tua mereka berada di sebuah fasilitas yang menjangkau kehidupan mereka seperti panti jompo atau panti wreda yang menyediakan fasilitas sesuai kebutuhan orang tua. Hanya sedikit dari mereka yang masih tinggal dengan orang tua mereka sendiri. Di masa seperti ini biasanya anak merasa terbebani untuk meninggalkan orang tua mereka. Anak mulai mencari tempat baru bagi orang tua mereka, tetapi terkadang banyak orang tua yang tidak mau dan mengatakan bahwa mereka masih baik-baik saja. Anak juga akan berpikir siapa yang akan mengasuh dan merawat orang tua mereka terutama bagi orang tua mereka yang cacat maupun yang mulai lanjut usia. Kontribusi anak-anak dewasa merawat orang tua yang lebih tua sangat bervariasi, tergantung pada struktur keluarga dan posisi mereka dalam keluarga. Beberapa anak senang sebagai pengasuh sekunder untuk orang tua atau kerabat mereka yang lain, beberapa mencoba untuk mengelola perawatan ketika tinggal di jauh dari orang tua, dan beberapa menjadi pengasuh utama saat menerima dukungan penuh dari kerabat lainnya. Bagi orang tua yang memiliki ekonomi yang di atas rata-rata, biasanya mereka cenderung membantu kehidupan anak mereka yang sudah dewasa dan berkeluarga. Hal ini tidak dapat diketahui secara langsung tanpa mempertimbangkan konteks bantuan intergenerasi. Bentuk bantuan orangtua adalah membantu mengasuh anak, membantu mengatasi masalah finansial, perabotan rumah, emosional support dan saran.Ketika cucu telah dewasa, biasanya kakek-nenek yang mendapatkan bantuan dari anggota keluarga lainnya. Semakin kakek-nenek bertambah usia, semakin ia mengurangi bantuan terhadap anak mereka.

Perawatan atau pengasuhan orang tua melibatkan semua hal mengasuh fisik, emosional, dan keuangan. Pengasuhan jangka panjang juga berhubungan dengan beberapa jenis konsekuensi negatif seperti konflik dengan teman kerja di tempat kerja dan perasaan kehilangan identitas seseorang atau terjebak dalam peran pengasuh. Dukungan dari keluarga dan teman serta sumber daya yang baik yang bisa mengurangi dampak negatif pada pengasuh. Intervensi klinis yang membantu keluarga bekerja lebih efektif bersama-sama untuk mendukung pengasuh utama sementara yang peka terhadap kebutuhan orang tua sekaligus merupakan pendekatan yang menjanjikan untuk mengurangi ketegangan pada semua orang yang terlibat.